Memintasi Blokir Telegram

It like shitty things are never ends.
Sudah mah internet mahal, kecepatannya lemot, eh masih diblokir pula.

Ya, tidak salah lagi. Kali ini saya akan sedikit menulis mengenai pemblokiran Telegram oleh Kominfo yang kini sedang hangat-hangatnya diperbincangkan dan akan pula memberikan tips bagaimana memintasi blokir tersebut jika Anda menggunakan operator selular Indosat.

Namun sebelum itu, izinkan saya untuk sedikit ngacaprak...

Pemblokiran ini harus dilakukan karena banyak sekali kanal yang ada di layanan tersebut bermuatan propaganda radikalisme, terorisme, paham kebencian, ajakan atau cara merakit bom, cara melakukan penyerangan, disturbing images, dan lain-lain yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Saya mengenal Telegram sejak sekitar akhir 2014 atau awal 2015, tidak ingat lagi kapan tepatnya. Selama bertahun-tahun menjelajah grup Telegram hampir tidak pernah menemukan hal bermuatan propaganda radikalisme, terorisme, dan sejenisnya. Tentu saja grup tersebut memang ada di telegram, seperti halnya hal-hal tersebut juga bertebaran di internet. Namun jarangnya saya menemui grup bersifat seperti di atas sedikit banyak memberikan gambaran bahwa grup-grup seperti itu jumlahnya sedikit dibanding grup-grup Telegram lainnya yang membawa manfaat baik, atau peredarannya terbatas dan bersifat rahasia sehingga tersembunyi dari permukaan.
Melakukan blokir kepada telegram karena sedikit grup yang bermasalah ibarat membakar lumbung demi memburu seekor tikus.

Grup bersifat melanggar hukum tersebut ibarat nila yang merusak susu sebelanga. Karena sedikit grup bermasalah, lebih banyak grup lain yang taat hukum seakan dihancurkan.
Pemblokiran Telegram akan membuat banyak penggunanya di Indonesia kehilangan kesempatan berkomunikasi dan belajar. Mungkin bapak dan ibu yang ada di Kominfo mengenal grup Telegram hanya yang bersifat ilegal seperti terorisme dan pembajakan, atau hal konyol macam grup klenik, tapi selain itu beratus grup atau mungkin lebih sebenarnya sangat bermanfaat bagi penyebaran pengetahuan kepada masyarakat. Misal grup-grup yang bertema pendidikan, kesehatan, teknologi informasi, dan lainnya.

Saat ini kami juga sedang menyiapkan proses penutupan aplikasi Telegram secara menyeluruh di Indonesia apabila Telegram tidak menyiapkan Standard Operating Procedure (SOP) penanganan konten-konten yang melanggar hukum dalam aplikasi mereka. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”

Isu soal terorisme ini telah sejak lama menimpa Telegram. Ini karena dasarnya Telegram adalah sistem perpesanan yang aman, jadi banyak pihak yang membutuhkan kerahasiaan merasa cocok dalam menggunakan telegram. Telegram pun sebenarnya tidak tinggal diam akan tudingan bahwa mereka dijadikan andalan komunikasi para pelaku terorisme, maka mereka kemudian membuka diri pada pengaduan terhadap grup-grup yang bersifat terorisme, pornografi dan hal ilegal lainnya. Namun langkah tersebut sepertinya tidak cukup untuk menghapus kesan bahwa Telegram adalah aplikasi perpesanan para teroris.

Kini, selain Telegram telah banyak pula aplikasi perpesanan yang menggadang fitur security dan privacy, namun anehnya mereka tidak pernah tersandung dengan masalah yang dihadapi Telegram. Saya lebih melihat ini karena kepercayaan akan keamanan menggunakan Telegram lebih tinggi dibanding perpesanan lain, jadi walau banyak aplikasi perpesanan mengekor fitur keamanan komunikasi namun Telegram tetaplah menjadi pilihan utama.
Telegram dikenal teguh memegang prinsip kerahasiaan data penggunanya dan tidak pernah mau bekerja sama dengan pemerintah manapun. Ini tentu menimbulkan banyak ketidaksenangan, tidak aneh jika Pavel Durov si pendiri Telegram, selalu berpindah tempat demi keamanan dirinya.

Saya kurang paham dengan keluhan Kominfo soal SOP ini. Mungkin masih berkaitan dengan paragraf di atas. Dimana Telegram tidak sebagaimana aplikasi perpesanan lain, sulit diajak "bekerjasama" untuk memberikan data yang diminta pemerintah Indonesia.
Sejujurnya, menurut saya pribadi ini memberikan sebuah PR yang bagus bagi Telegram, bahwasanya mereka memegang teguh prinsip kerahasiaan para penggunanya.

Demikian mukadimah artikel kali ini, kita tunggu kiprah Kominfo untuk memblokir Google, Facebook, Twitter, Youtube, dan raksasa internet lainnya karena mereka menyiarkan atau menjadi sarana penyebaran terorisme, pornografi dan konten ilegal.

Lets back to the title.

Sejauh yang saya alami sebagai pengguna layanan operator seluler indosat, memintasi blokir pemerintah tidaklah terlalu sulit. Cukup hanya dengan menggunakan DNS selain dari DNS operator seluler. Untuk operator seluler selain Indosat saya kurang tahu pasti. Dan karena saya telah lama hanya menggunakan Linux, tips kali ini pun hanya berlaku untuk sistem Linux. Jadi jika Anda adalah pengguna setia Windows, you're out of luck. Namun demikian, artikel ini masih tetap bisa diambil manfaatnya, tinggal sedikit menyesuaikan bagaimana cara menerapkan perubahan DNS ini dalam lingkungan Microsoft Windows.

Berikut caranya:

  1. Putuskan sambungan internet yang sedang dipakai.
    Karena memintasi pemblokiran ini kita lakukan dengan cara mengubah isi /etc/resolv.conf, langkah ini untuk memastikan agar berkas tersebut tidak ditulisi oleh piranti lunak sejenis NetworkManager.
  2. Sunting berkas /etc/resolv.conf. Kita contohkan penyuntingan menggunakan nano.
    sudo nano /etc/resolv.conf
    
  3. Ganti isinya oleh DNS dari salah satu penyedia layanan berikut:
    • OpenDNS
      nameserver 208.67.222.222
      nameserver 208.67.220.220
      
    • dns.watch
      nameserver 84.200.69.80
      nameserver 84.200.70.40
      
    • OpenNIC
      nameserver 52.230.17.182
      nameserver 45.63.25.55
      
    Mungkin ada banyak lagi penyedia layanan DNS selain tiga di atas, namun hanya ketiganya itulah yang telah saya coba. Saya sendiri lebih menyarankan Anda untuk mengunjungi laman situs ketiganya untuk mendapatkan DNS yang lebih mutakhir.
  4. Jika penyuntingan selesai, simpan berkas dengan menekan tombol CTRL dan O secara berbarengan. Kemudian keluar dari nano dengan menekan CTRL dan X.
  5. Berkas /etc/resolv.conf ini perlu diatur agar tidak diubah oleh NetworkManager (atau piranti lunak sejenis). Caranya adalah dengan menerapkan atribut immutable agar berkas tidak dapat dihapus, diganti nama, dibuatkan tautan, atau diubah isinya.
    sudo chattr +i /etc/resolve.conf
    
  6. Pengaturan selesai.
    Mudah kan? Saatnya untuk mencoba apakah DNS ini berhasil memintasi blokir pada Telegram. Sebelum menyambungkan koneksi internet, ada baiknya untuk restart network.
    Misal pada sistem ber-systemd:
    sudo systemctl restart NetworkManager.service
    

Happy Telegraming...
O ya, jika Anda perlu cara untuk memintasi blokir Telegram ini di Android, bisa menerapkan cara yang telah saya tulis di artikel .